LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR I
SPHEROMETER
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Disusun Oeh:
Nama : Murniawati
NIM : A1C313024
LABORATORIUM FISIKA
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Alat
ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal
atau benda disekitar kita. Ada macam-macam alat ukur yang sering kita gunakan
dalam kegiatan sehar-hari. Peranan macam-macam alat ukur sangat penting bagi
kita. Seperti kegiatan transaksi, pembuatan alat rumah tangga, pembangunan
pembuatan jalan, sampai acara masak-memasak pun melibatkan macam-macam alat
ukur tersebut. Hampir semua aspek kehidupan kita tak bisa lepas dari alat ukur.
Spherometer
merupakan alat atau instrumen yng digunakan untuk mengukur panjang yang sangat
kecil. Spherometer dibuat pada tahun 1810 oleh seorang ahli optik berkebangsaan
Prancis, Robert Aglae Cauchoix dan pertama kali diperkenalkan oleh Nicolas
Fartin. Awalnya, spherometer digunakan oleh ahli kacamata untuk mengukur
lengkungan permukaan suatu lensa.
Spherometer
adalah salah satu alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah kaki yaitu 3 buah
kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat bergerak naik/turun yang terletak
ditengah-tengah ketiga kaki tetap. Spherometer memiliki tingkat ketelitin yang
lebih tinggi daripada mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketelitian
spherometer yaitu 0,001 mm. Spherometer digunakan untuk mengukur jari-jari
(radius) dari permukaan suatu lensa dan ketebalan suatu lempeng atau plat
tipis.
1.2
Tujuan
o Dapat menentukan ketelitian dari spherometer.
o Dapat menggunakan spherometer untuk mengukur tebal
kaca dan kelengkungan lensa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada buku Arisworo disebutkan bahwa mengukur adalah
membandingkan satu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang telah
diterapkan sabagai satuan. Sebelum melakukan pengukuran diperlukan pemahaman
tentang alat ukur yang akan digunakan. Pemahaman ini terkait dengan nama alat
ukur serta fungsinya. Kemampuan tersebut merupakan prasyarat sebelum melakuka
pengukuran.
Spherometer merupakan salah satu alat ukur panjang
yang mempunyai 4 buah kaki yaitu 3 kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat
bergerak naik/turun yang terletak ditengah-tengah keyiga kaki tetap. Ketiga
kaki tetap berjarak sama satu sama lain dan membentuk segitiga sama sisi.
Secara
umum spherometer terdiri dari:
o Meja berkaki 3 (biasanya terbuat dari logam). Jika
dihubungkan dengan garis, maka ketiga kaki tersebut membentuk segitiga sama
sisi.
o Sekrup yang terletak pada lubang ditengah-tengah
meja kecil berkaki tiga.
o Pangkal sekrup.
o Pemutar sekrup.
o Piringan spherometer yang memiliki 100 skala,
berbentuk lingkaran dan melekat pada sekrup. Satu putaran piringan
menyebabkannya naik atau turun 1 mm.
o Skala utama (dalam mm) berupa batang yang letaknya
sejajar dengan sekrup. Skala ini sebagai indeks untuk membaca skala pada
piringan spherometer dan juga untuk menandai banyaknya putaran penuh sekrup.
Pada spherometer yang baru, skala utama dimulai dari
0,5 mm dengan skala terkecil 0,005 mm. Namun, pada spherometer yang lama skala
terkecilnya adalah 0,001 mm.
Metode
pemakaian spherometer:
o Mengkalibrasi alat, yaitu spherometer diletakkan
ditempat (alas) yang rata dan pemutar keping skala datar diputar sampai ujung
kaki bergerak menyentuh alas dan skala nol pada nonius tepat berimpit dengan
skala nol pada skala utama. Kemudian putar pemutar hingga terdengan bunyi klik
1 kali.
o Jika memakai alas dari kaca plan paralel maka pada
saat bayangan ujung kaki bergerak berimpit dengan ujung kaki itu menandakan
bahwa ujung kaki tersebut sudah tepat menyinggung/menyentuh alas. Jika tidak memakai kaca plan paralel, maka pada saat pemutar
diputar ternyata kaki spherometer akan ikut berputar berarti ujung kaki
bergerak sudah menyentuh alas.
o Sekrup pemutar diputar sehingga jarak antara ujung
pemutar denganalas dapat ditempati oleh benda yang mau diukur teal atau
kelengkungannya.
o Benda yang akan diukur tebal atau kelengkungannya
diletakkan diantara alas dan ujung pemutar.
o Sekrup pemutar diputar sampai ujung pemutar tepat
menyentuh permukaan benda yang diukur.
o Hitung skala yang ditunjukkan oleh skala utama dan
skala nonius sehingga didapatkan:

Untuk menentukan jari-jari kelengkungan lensa (R) dapat memakai
rumus:

Keterangan:
Rn = jari-jari kelengkkungan lensa
Hn = jarak pergeseran kaki tengah dari bidang sama dengan kaki
yang lainnya.
S = jarak kaki-kaki pinggir yang tidak dapat bergerak sesamanya.
Beberapa
bentuk lain spherometer:
o Mikro Spherometer
Lensa yang sangat kecil tidak dapat diukur dengan tepat jika
menggunakan spherometer biasa. Untuk itu digunakan mikrospherometer yang dapat
mengukur lensa yang sangat kecil. Jari-jari (radius) permukaan lensa munkin
bisa sekecil 2 mm.
o Spherometer dan Chaffee
Spherometer ini terdiri dari dua bar logam yang bergabung
disuatu akhir untuk satu poros yang sangat singkat dari pergerakkan yang diukur
pada kebalikan bagian akhir. Pusat ball adalah tetap untuk satu bar, dua kaki
ball ke yang lain, semua dalam satu baris. Karena pusat ball terletak di
sepertiga jarak ke mikrometer, perpindahan sepertiga sebagai pengukuran pada
mikrometer. Ada tambahan baut didekat sumbu baut. Pergerakan terhadap lensa 10
kali dari pergerakan linier spherometer sehingga kepekaannya besar.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
o Spherometer
o Kaca tebal 5 mm
o Kaca planparalel
o Lensa cekung dan cembung
o Mistar
3.2 Prosedur Percobaan
a. Sebelum melakukan pengukuran, diobservasi spherometer yang
digunakan, dicari batas ukur maksimum dan ketelitiannya.
b. Dilakukan pengukuran tebal kaca, diletakkan kaca yang akan
diukur tebalnya diatas kaca planparalel kemudian diletakkan pula spherometer
diatasnya. Diputar pelan-pelan pemutar keping tegak dan keping skala datar.
c. Dilakukan juga pengukuran dengan cara yang sama terhadap
kelengkungan lensa.
d. Diukur jarak antara dua buah kaki spherometer dengan mistar
sehingga didapat harga s.
e. Dicari jari-jari kelenkungan lensa dengan menggunakan rumus
diteori penunjang.
f. Dilakukan pengukuran masing-masing 5 kali.
g. Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak
dan ketidakpastian relatifnya.
h. Disimpulkan hasil percobaan yang dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengukuran jari-jari kelengkungan lensa
No
|
SU
|
SN
|
H
|
1
|
3 mm
|
0,31 mm
|
3,31 mm
|
2
|
3 mm
|
0,2 mm
|
3,2 mm
|
3
|
3 mm
|
0,36 mm
|
3,36 mm
|
4
|
3 mm
|
0,25 mm
|
3,25 mm
|
5
|
3 mm
|
0,31 mm
|
3,31 mm
|
Jarak 2 buah kaki
spherometer (S) = 50 mm
4.2 Pembahasan
Spherometer adalah salah satu aat ukur panjang yang mempunyai 4
buah kaki yaitu 3 buah kaki tetap dan 1 kaki lainnya yang dapat bergerak
naik/turun yang terletak ditengah-tengah ketiga kaki tetap. Ketiga kaki tetap
berjarak sama satu sama laindan membentuk segitiga sama sisi.
Pada percobaan ini, spherometer yang kita gunakan adalah
spherometer yang memiliki ketelitian 0,001 mm. Hasil pengukuran dari pembacaan
skala utama yang ditambah dengan nilai skala nonius yang sudah dikali dengan
ketelitian spherometer. 

Dalam percobaan ini kami mengadakan pengukuran pada jari-jari
kelengkungan lensa yang dilakukan sebanyak 5 kali. Pada pengukuran pertama
didapat hasil pengukuran sebesar 3,31 mm, rata-rata hasil pengukuran 3,286 mm
dan ketidakpastian hasil pengukuran 0,024 mm. Kemudian didapat jari-jari
kelengkungan lensa yaitu 127,53 mm dan ketidakpastian jari-jari kelengkungannya
3,91 mm.
Pada pengukuran kedua, didapat hasil pengukuran sebesar 3,2 mm
dan ketidakpastian hasil pengukuran 0,086 mm. Kemudian didapat jari-jari
kelengkungan lensa sebesar 131,8 mm dan ketidakpastian jari-jari kelengkungannya
yaitu 6,16 mm.
Pada pengukuran ketiga didapat hasil pengukuran sebesar 3,36 mm
dan ketidakpastian hasil pengukuran 0,074 mm. Kemudian didapat jari-jari
keengkungan lensa sebesar 125,68 mm dan ketidakpastian jari-jari
kelengkungannya yaitu 9,46 mm.
Pada pengukuran keempat, didapat hasil pengukuran sebesar 3,25
mm dan ketidakpastian hasil pengukuran 0,036 mm. Kemudian didapat jari-jari
kelengkungan lensa sebesar 129,825 mm dan ketidak pastian jari-jari
kelengkungannya sebesar 5,26 mm.
Pada pengukuran kelima atau yang terakhir didapat hasil
pengukuran sebesar 3,31 mm dan ketidakpastian hasil pengukuran 0,024 mm.
Kemudian didapat jari-jari kelengkungan lensa sebesar 127,53 mm dan
ketidakpastian jari-jari kelengkungannya yaitu 3,29 mm.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata hasil
percobaan sebesar 3,286 mm, rata-rata jari keengkungan lensa yaitu 128,473 mm.
Kemudian rata-rata ketidakpastian kelengkungan jaru-jari lensa sebesar 5,742
mm, jumlah angka pentingnya adalah 2, ketidakpastian reatif sebesar 4,4 % serta
memiliki ketidakpastian mutlak sebesar 0,044.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan sebanyak 5 kali,
didapatkan hasil yang berbeda-beda. Ha ini disebabkan oleh praktikan yang
kurang teliti dalam melakukan percobaan dan mengamati skala serta keadaan alat
yang digunakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
o ketelitian spherometer dapat ditentukan dengan membagi nst tanpa
nonius dengan jumlah skala pada skala nonius atau secara sistematis dapat
dirumuskan dengan:

o spherometer digunakan untuk mengukur tebal kaca dan kelengkungan
lensa, dengan cara meletakkan benda yang akan diukur diantara alas dan ujung pemutar.
maaf kak , boleh minta daftar pustaka kajian pustaka nya nggak ?
BalasHapusMAAF KK, KK ADA DAFTAR PUSTAKA NY NGK, YG TERTINGGAL SAMA KK
Hapus